Pages

Labels

Rabu, 06 Juni 2012

PHP (Pemberi Harapan Palsu)

Salam jumpa kawan.

Pada beberapa minggu yang lalu saya sudah memposting sebuah cerita. Kali ini saya akan membahas sebuah singkatan yang cukup ngetrend dalam masyarakat kita khususnya kalangan anak muda yaitu PHP (Pemberi Harapan Palsu). Saya tidak tau sejak kapan kalimat tersebut muncul dan siapa pertama kali pencetusnya. Tapi satu hal yang pasti, kata-kata tersebut sering digunakan untuk menunjukkan adanya seseorang yang seakan-akan memberi harapan lebih pada kita. Contohnya ketika kita suka pada seseorang, kita mendapatkan kesempatan berbicara dengannya. Dari pembicaraan itu kita tau bahwa cara berbicara orang tersebut membuat kita terbuai atau terkesan. Sehingga muncul persepsi dari dalam diri kita bahwa kita menyukai orang itu dan berharap dia juga menyukai kita.

Jika dia juga suka pada kita, maka kita merasa begitu senang. Tak masalah memang. Tapi apa yang terjadi jika orang itu tidak suka dengan kita? Tentu saja kita merasa kecewa. Banyak orang yang menyalahkan orang itu dan menyebut dia sebagai PHP. Padahal kalau kita intropeksi lagi, orang itu ternyata tidak salah. Ia memang memiliki sikap dan karakter yang membuat kita terkesan dengannya. Mulai dari cara berpakaian, berbicara yang menawan, pola pikir yang bagus, cerdas, baik hati, dan lain-lain. Namun kita lah yang terlalu berharap dengan orang itu sehingga kita menyebutnya sebagai pemberi harapan palsu. Masuk akal kan? Tidak apa-apa karena persepsi itu wajar. Yang penting bagaimana agar kita tidak begitu menaruh harapan banyak apalagi agar dia menyukai kita.

Ada pula yang sampai terbawa emosi, itu sudah tidak baik lagi. Mengapa demikian? Karena kita juga tidak bisa memaksakan pemberi harapan palsu menyukai kita. Itu namanya pemaksaan dan tidak ada orang yang suka dengan pemaksaan. Apalagi kalau masih dalam masa PDKT tetapi sudah merasa orang itu adalah PHP. Hati-hati kawan. Jangan sampai kita termakan oleh emosi kita sendiri. Coba telaah lagi kalau PDKT saja sudah terbawa emosi dan memberi julukan PHP, bagaimana pada saat berpacaran? Bisa dipastikan hubungan kacau plus balau. Berharap pada sesuatu boleh saja dan tidak ada yang melarang tetapi jika berlebihan tidak baik. Segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. 

Istilah PHP berlaku pada saat sudah dalam tahap In-relationship atau tahap berpacaran karena menggantungkan sebuah hubungan pada masa pacaran tidak baik. Daripada menggantung lebih baik tentukan bersama apakah hubungan mau dilanjutkan atau tidak. Semua ada resikonya dan harus siap menerimanya. Kalau digantungkan terus hubungan terasa hambar, tak ada keintiman di dalamnya. Kalau ingin putus, ya harus siap menerima resiko patah hati dan cepat bangkit. Jadi hubungan terasa jelas.

Bagi kalian yang dijuluki PHP tidak perlu khawatir. Asalkan pada masa berpacaran tidak menggantungkan hubungan. Kalau masih jomblo gunakan PHP itu untuk menentukan pasangan manakah yang akan mendampingimu sehingga ketika mulai in-relationship, belajar mengurangi sikap PHP. Tidak perlu mendengarkan apa kata orang yang belum tentu benar. Ingat dalam hal romansa atau cinta-cintaan tidak hanya menggunakan perasaan saja tetapi juga logika. Gunakan hati agar bisa merasakan jalinan hubungan dan gunakan logika agar tidak tersakiti.